Menjadi bagian dari Republik Indonesia saat ini adalah sebuah anugrah. Betapa tidak, perjalananku setiap pagi beberapa semester terakhir tidak pernah mendapat ancaman penembakan di jalan, bom bunuh diri, atau sekadar pria tidak bertanggungjawab datang menggoda. Belum, belum pernah.
Melalui headline news sebuah media internasional tadi pagi, bagaimana perasaan mereka anak-anak korban penembakan kaum-tidak-berperikemanusiaan yang berhasil meloloskan diri untuk kembali ke bangku sekolahnya. Bisa dibayangkan berat langkah mereka hanya sekadar keluar dari rumah, apalagi untuk memasuki ruang kelas yang ada.
Berita lain bercerita hal yang tidak jauh berbeda. Disaat mereka antusias dalam bazaar murah khas rakyat, berondongan peluru terdengar lantang. Alhasil, kecerian bubar seketika. Kapan mereka dapat hidup tenang dan bahagia?
Malam ini, di sela kegabutan liburan semester 3, masih bisa kusempatkan menulis beberapa paragraf atas apa yang ada dipikiran ini. Sedangkan mereka, mungkin saja terus membuka jendela memastikan tidak ada yang diam-diam datang menerka.
Lihat, bukankah begitu bahagia hidup di tanah air Indonesia?
Comments
Post a Comment