Skip to main content

Benang Kusut Itu, Lagi.

Beranjak dari persiapan ujian esok hari. Seperti ritual biasanya, duduk bersama Ibu dan sekadar menikmati sore. Bertukar kisah akan kehidupan yg selalu nikmat untuk didiskusikan.

Sedih. Kisah ini kembali datang seakan nasi bagi tubuhku. Cerita khas rakyat, layaknya telah menjadi norma umum pada masyarakat. Sebuah keluarga jatuh meringkuk pada lubang yang bernama utang.

Tragedi. Tebingnya tinggi menjulang. Terlalu tinggi bagi mereka untuk merayap dan keluar. Kebiasaan dan kepasrahan telah menjadi teman. Sebalnya, tetap saja berulang kali mereka jatuhkan diri ke lubang yg sama.

Ironi. Pinjaman yg begitu besar sekadar terbang dan melayang. Berhamburan. Bukan untuk investasi jangka panjang atau apapun yg menguntungkan. Sekadar kebutuhan sesaat yang tak menghasilkan keuntungan. Lalu, bagaimana mereka kan lepas dari jeratan setan?

Sudah seharusnya pemerintah sadar bahwa anak mereka masih jauh dari namanya 'kesadaran literasi keuagan'. Disisi lain, dosa pula bagi kita yg tlah mendapatkan ilmu, tetapi tidak berbagi dengan mereka yg membutuhkan.

Andaikan, semua orang  terlepas dari benang kusut itu. Andaikan, mereka yg pintar tergerak untuk mengingatkan. Setidaknya, tidak akan sering kudengar kisah ini, lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Wanita yang Paling Ku Hormati

  Umi saat menengok anaknya di Jakarta beberapa waktu lalu Untuk wanita yang paling kuhormati diantara langit dan bumi, kan ku ceritakan sepenggal kisah tentang Kau dan Aku. Matahari mulai menepi. Jam menunjukan pukul 06.00 dan aku masih duduk disalah satu lorong itu, menunggumu. Sebagian besar temanku sudah pulang Ibu. Setapak langkah mereka dari ruang kelas bahasa Inggris ini, disanalah Ibu atau ayah mereka telah menunggu. “Sudah belajar apa anak ku?” pertanyaan yang berulang kali kudengar. Mereka berjalan bersama menyusuri lorong, dan menghilang. Jauh didepan kaca lobby yang tertembus oleh pandanganku, berdiri mereka yang sedang menunggu pula. Mobil berhenti, payung dibuka, seseorang keluar dan mencium rambut mereka, masuk bersama kedalam mobil, dan menghilang. Tinggal aku sendiri disudut ruang.   Beberapa tahun sebelumnya. Ingatkah ketika aku menunggumu sore itu? Hampir 4 jam sudah aku duduk di kursi depan masjid sekolah dan kau tak kunjung datang. Sudah tak bisa ku

Lost money "Again"

it was awful last night. while I have practicing in basketball practice, suddenly my dad text me,. "Go home as soon as you done." Audrey gave me ride home and I rushed the door. My mother with her sad and stressful face said, "We lost $650! Help me find it!" And I run to my room to check in my stuff maybe its slip on it-nothing. I run downstairs to check Joe stuff, I look through everything, blanket, DVD case, window, bed. but i still can't find it. my dad text everyone at home to go back soon. he was so upset, when Mariah and Ashley asked to go somewhere, he said, "I am f***ing don't care about that! you have to find it tonight! that's money for house rent." I was so sad to hear that. My dad took his car and run us to the school to check our locker one by one. but we still can't find it. as soon as we arrive at home the girls checked boys room, and boys either. dad said, "if i find my money in you guys, whoever is that, I'll prose