Skip to main content

Syukur

Menjadi bagian dari Republik Indonesia saat ini adalah sebuah anugrah. Betapa tidak, perjalananku setiap pagi beberapa semester terakhir tidak pernah mendapat ancaman penembakan di jalan, bom bunuh diri, atau sekadar pria tidak bertanggungjawab datang menggoda. Belum, belum pernah.

Melalui headline news sebuah media internasional tadi pagi, bagaimana perasaan mereka anak-anak korban penembakan kaum-tidak-berperikemanusiaan yang berhasil meloloskan diri untuk kembali ke bangku sekolahnya. Bisa dibayangkan berat langkah mereka hanya sekadar keluar dari rumah, apalagi untuk memasuki ruang kelas yang ada.

Berita lain bercerita hal yang tidak jauh berbeda. Disaat mereka antusias dalam bazaar murah khas rakyat, berondongan peluru terdengar lantang. Alhasil, kecerian bubar seketika. Kapan mereka dapat hidup tenang dan bahagia?

Malam ini, di sela kegabutan liburan semester 3, masih bisa kusempatkan menulis beberapa paragraf atas apa yang ada dipikiran ini. Sedangkan mereka, mungkin saja terus membuka jendela memastikan tidak ada yang diam-diam datang menerka.

Lihat, bukankah begitu bahagia hidup di tanah air Indonesia?

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Wanita yang Paling Ku Hormati

  Umi saat menengok anaknya di Jakarta beberapa waktu lalu Untuk wanita yang paling kuhormati diantara langit dan bumi, kan ku ceritakan sepenggal kisah tentang Kau dan Aku. Matahari mulai menepi. Jam menunjukan pukul 06.00 dan aku masih duduk disalah satu lorong itu, menunggumu. Sebagian besar temanku sudah pulang Ibu. Setapak langkah mereka dari ruang kelas bahasa Inggris ini, disanalah Ibu atau ayah mereka telah menunggu. “Sudah belajar apa anak ku?” pertanyaan yang berulang kali kudengar. Mereka berjalan bersama menyusuri lorong, dan menghilang. Jauh didepan kaca lobby yang tertembus oleh pandanganku, berdiri mereka yang sedang menunggu pula. Mobil berhenti, payung dibuka, seseorang keluar dan mencium rambut mereka, masuk bersama kedalam mobil, dan menghilang. Tinggal aku sendiri disudut ruang.   Beberapa tahun sebelumnya. Ingatkah ketika aku menunggumu sore itu? Hampir 4 jam sudah aku duduk di kursi depan masjid sekolah dan kau tak kunjung datang. Sudah tak bisa ku

Lost money "Again"

it was awful last night. while I have practicing in basketball practice, suddenly my dad text me,. "Go home as soon as you done." Audrey gave me ride home and I rushed the door. My mother with her sad and stressful face said, "We lost $650! Help me find it!" And I run to my room to check in my stuff maybe its slip on it-nothing. I run downstairs to check Joe stuff, I look through everything, blanket, DVD case, window, bed. but i still can't find it. my dad text everyone at home to go back soon. he was so upset, when Mariah and Ashley asked to go somewhere, he said, "I am f***ing don't care about that! you have to find it tonight! that's money for house rent." I was so sad to hear that. My dad took his car and run us to the school to check our locker one by one. but we still can't find it. as soon as we arrive at home the girls checked boys room, and boys either. dad said, "if i find my money in you guys, whoever is that, I'll prose